“Fungsi legislatif saat ini, dari pusat hingga ke daerah, tidak berjalan sesuai dengan amanat konstitusional dan tidak lagi menjadi penyambung lidah rakyat. Kekusaan legislatif menjadi lumpuh dan kehilangan jati diri,” ujar Ketua Umum DPP Purbaya Indonesia DR Ali Yusran Gea di Medan, Jumat (28/11). Oleh Karenanya, hadirnya Purbaya Indonesia siap berkomitmen menyuarakan untuk kepentingan bangsa dan negara serta menjadi penyambung lidah rakyat.
DR Gea juga mengingatkan para penguasa di Indonesia agar tidak mengabaikan atau mengambil hak rakyat. “Suara rakyat adalah suara Tuhan yang wajib didengar dan dihormati,” tegasnya.
Purbaya Indonesia berkomitmen bergerak dengan hati nurani yang tulus dan ikhlas demi kemakmuran bersama. DR Gea berharap seluruh program kerja organisasi Purbaya Indonesia, mulai dari tingkat DPP nasional, DPW provinsi hingga DPD di kabupaten/kota, dapat berjalan sesuai dengan tiga prinsip utama tersebut.
Lebih lanjut, DR Gea bercita-cita menargetkan akan lahirnya pemimpin-pemimpin yang bersih, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di semua tingkatan pemerintahan mulai dari tingkat pusat/nasional, tingkat provinsi dan kabupaten kota dari Purbaya Indonesia. “Dengan begitu, segala bentuk praktek kotor KKN itu akan tersingkir, dan negara kita akan menjadi bersih, makmur, sejahtera, serta kaya bersama-sama,” pungkasnya.
"Kita sangat mengharapkan semua kepengurusan dari tingkat DPP nasional, DPW Provinsi dan DPD Tingkat Kabupaten Kota serta simpatisan Purbaya Indonesia memiliki tanggung-jawab yang sama dengan membesarkan Purbaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke," tegasnya.
Selain itu juga DR Gea mengharapkan kepada Bapak Presiden RI Prabowo Subianto, untuk menjalankan fungsi pemerintahan yang tunduk kepada konstitusional baik dari segi aspek hukum, ekonomi, politik, pendidikan dan yang utama untuk kepentingan ekonomi kerakyatan.
Disini juga ditegaskan, bahwa Purbaya Indonesia bukan organisasi bisnis tapi organisasi kemanusiaan yang adil dan beradab berdasarkan tiga prinsip utama yaitu, idealisme, penyambung lidah rakyat dan kemandirian. (*)







