Ia yakin, aksi yang semula bertujuan menyampaikan aspirasi publik itu kini berkembang menjadi kericuhan bahkan penjarahan yang membuat publik merasa was-was.
Kondisi ini, menurut Jan Warista Ginting, harus segera menjadi atensi serius semua pihak agar tidak menimbulkan dampak sosial yang lebih serius yang dapat menghancurkan seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Situasi yang kita saksikan bersama saat ini memang nyaris tidak terkendali. Karenanya, saya mengajak seluruh elemen bangsa khususnya masyarakat Tanah Karo untuk bersama-sama menjaga kondusivitas dan tidak terpancing memperkeruh keadaan. Semuanya harus menahan diri dan terus berbenah diri, baik pemerintah, aparat, maupun masyarakat,” kata Jan di Tanah Karo Selasa (2/9-2025).
Lebih lanjut, Jan Warista menegaskan bahwa pemerintah, utamanya Presiden RI Prabowo Subianto, perlu segera mengambil langkah solutif dan bijaksana untuk meredakan situasi yang semakin memanas.
Menurutnya, kehadiran sosok Prabowo selaku kepala negara dengan segala kebijakannya yang cepat dan tepat akan sangat menentukan arah penyelesaian persoalan yang tengah bergulir.
“Presiden harus tampil sebagai penyejuk, memberikan kepastian sekaligus solusi yang bisa diterima publik. Langkah konkrit pemerintah adalah kunci untuk meredakan keresahan,” terangnya.
Sementara itu, Jan Warista Ginting juga tak lupa menyoroti peran aparat keamanan, dalam hal ini Polri, dalam menangani dinamika yang terjadi lapangan.
Ia mengingatkan agar aparat tetap menjalankan tugas menjaga ketertiban dan keamanan dengan selalu berpegang pada standar operasional prosedur (SOP).
Hal ini penting agar penanganan massa tetap terukur dan tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka yang lebih banyak.
“Polri harus hadir untuk mengayomi dan melindungi rakyat. Dengan begitu, tindakan di lapangan harus proporsional, sesuai aturan, dan penuh tanggung jawab,” tuturnya.
Di sisi lain, ia juga mengajak masyarakat Tanah Karo untuk tetap menyampaikan aspirasi secara bijak dan kondusif tanpa melakukan aksi-aksi anarkisme. Menurutnya, aspirasi rakyat adalah hak konstitusional yang harus dihormati, namun harus disalurkan dengan cara yang bermartabat.
“Jangan sampai tuntutan yang sejatinya baik justru kehilangan makna karena tercoreng oleh tindakan perusakan fasilitas publik atau tindakan kekerasan. Aspirasi harus dikawal dengan cara-cara damai,” katanya.
Dalam pandangan Jan Warista Ginting, kondisi bangsa saat ini menuntut adanya kedewasaan, keguyuban dan keikhlasan dari seluruh elemen masyarakat. Pemerintah harus mendengarkan suara rakyat, Polri harus menegakkan aturan secara proporsional, dan masyarakat bersuara dengan cara-cara yang benar. Jika semua pihak bisa menahan diri, maka jalan keluar akan lebih mudah ditemukan.
“Saya sangat berharap situasi yang ada segera dapat teratasi. Pemerintah pusat dan daerah perlu membijaksanai tuntutan masyarakat secara adil agar kondisi segera pulih kembali. Bangsa ini terlalu berharga jika harus dikorbankan oleh konflik yang berkepanjangan,” tandas Ketua DPC IMO Karo.
Melalui pernyataan ini, Jan Warista menekankan kembali komitmen media untuk terus mengawal perkembangan situasi dengan pemberitaan yang jernih, berimbang, dan mendidik masyarakat.
Media, kata dia, wajib mempunyai peran penting dalam meredam eskalasi dengan menghadirkan informasi yang akurat, kredibel, faktual dan tidak provokatif. (Tim IMO Karo)